Franz Beckenbauer Meninggal Dunia, Ini Riwayat Penyakitnya

Jakarta, CNBC Indonesia – Legenda sepak bola Jerman, Franz Beckenbauer, meninggal dunia pada Minggu (7/1/2024) pada usia 78 tahun. Kabar duka dari legenda dengan julukan Der Kaiser atau Sang Kaisar ini disampaikan oleh pihak keluarga.

“Dengan kesedihan yang mendalam kami mengumumkan suami saya dan ayah kami, Franz Beckenbauer, meninggal dunia dengan damai dalam tidurnya kemarin, Minggu, dikelilingi oleh keluarga,” tulis pernyataan resmi keluarga Beckenbauer, dikutip Selasa (9/1/2024).

Meskipun keluarga tidak mengungkapkan penyebab meninggal, Beckenbauer sempat mengaku bahwa ia kehilangan penglihatan di mata kanan dan disarankan dokter untuk tidak melakukan perjalanan jauh karena memiliki masalah jantung.

Pemain sepak bola Jerman dan kapten tim Franz Beckenbauer, kiri, menembak melewati pemain sepak bola Yunani yang tidak dikenal saat pertandingan Jerman Barat vs Yunani pada 11 November 1975 di Dusseldorf, Jerman. (AP Photo/Klaus Schlagmann)

“Saya ingin sekali bepergian. Namun, kesehatan saya tidak memungkinkan melakukan perjalanan jauh,” kata Beckenbauer dalam pernyataan setelah tidak bisa menghadiri pemakaman Pele.

Lantas, benarkah orang yang memiliki masalah jantung tidak boleh melakukan perjalanan jauh? Apa alasannya?

Melansir dari American Heart Association, para penderita masalah jantung sebenarnya sah-sah saja untuk melakukan perjalanan jauh selama memastikan dan melakukan beberapa hal sebelum bepergian.

Pemain sepak bola Inggris David Beckham, kanan, dan legenda sepak bola Jerman Franz Beckenbauer saat peresmian bola resmi Piala Dunia 2010, yang disebut Jabulani, di Cape Town, Afrika Selatan, Jumat, 4 Desember 2009. (AP Photo/Denis Farrell)

Sejumlah hal yang harus dilakukan para penderita masalah jantung sebelum perjalanan jauh adalah mempersiapkan obat, membawa salinan resep asli sebagai persiapan jika kehabisan obat saat bepergian, melapor kepada dokter terkait rencana perjalanan, dan melakukan riset lokasi ahli jantung di tempat tujuan.

Ahli jantung di Rumah Sakit Northside Atlanta, Winston H. Gandy, mengatakan bahwa para penderita masalah jantung tidak perlu khawatir untuk melakukan perjalanan jauh, salah satunya dengan pesawat selama kondisi kesehatan terkontrol dengan baik dan dinyatakan aman oleh dokter.

Namun, pastikan Anda mengonsumsi cairan dan asupan natrium atau garam yang cukup, terutama jika menderita riwayat gagal jantung. Sebab, asupan cairan yang seimbang penting dalam kondisi kesehatan ini.

“Ketinggian dapat membuat gejala jadi lebih mudah muncul, terlebih jika Anda menderita penyakit arteri koroner karena udara yang tipis dan bagaimana jumlah oksigen yang dibawa ke dalam darah,” kata Gandy.

Lalu, terlalu lama duduk diam di kendaraan karena jarak perjalanan yang jauh dapat meningkatkan risiko penggumpalan darah di kaki. Risiko ini semakin meningkat pada orang yang memiliki riwayat gagal jantung dan menderita penyakit arteri perifer atau penyakit pembuluh darah.

Sementara itu menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), para penderita masalah jantung yang memiliki alat pacu jantung atau Implantable Cardioverter Defibrillator (ICD) yang bepergian dengan pesawat harus menginformasikan kepada petugas bandara, terutama saat pemeriksaan deteksi logam.

“Mintalah untuk diperiksa tanpa menggunakan alat deteksi logam. Apabila terpaksa dilakukan pemeriksaan dengan alat detektor logam, mintalah untuk tidak diletakkan tepat di depan lokasi alat pacu jantung atau ICD terpasang,” tulis Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI). https://masurip.org/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*