Jakarta, CNBC Indonesia – Gempa mengguncang 2 wilayah Indonesia sejak pagi tadi.
Pertama, gempa tektonik berkekuatan M7,0 di Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. Gempa ini disebut tidak berpotensi gempa.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, gempa terjadi pada hari ini, Selasa (9/1/2024) pukul 03.48.45 WIB wilayah Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara diguncang gempa tektonik.
“Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M6,7. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 4,92° LU 126,33° BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 97 Km arah Barat Laut Kota Melonguane, Sulawesi Utara pada kedalaman 97 km,” kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan resmi.
“Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam Lempeng Laut Maluku,” terangnya.
Dia menjelaskan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (oblique thrust).
“Hingga pukul 04.15 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 1 aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo M 4,8,” kata Daryono.
Gempa tersebut dilaporkan terasa di Kota Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud dengan skala intensitasskala intensitas IV MMI. Artinya, jika pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah. Di Bitung, Halmahera Utara dan Manado dengan skala intensitas II-III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan akan truk berlalu.
Gempa kedua baru saja terjadi pada pukul 11.45.08 WIB di wilayah Nias Barat, Sumatra Utara.
Gempa tektonik tersebut, menurut Daryono, memiliki parameter update dengan magnitudo M5,0. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,17° LU 96,58° BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 132 km arah Barat Daya Nias Barat pada kedalaman 10 km.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya deformasi batuan di zona outer rise (diluar zona subduksi),” jelasnya.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault),” tambah Daryono.
Hingga pukul 12.00 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan ( aftershock ).
BMKG mencatat, berdasarkan estimasi peta guncangan (shakemap), gempa bumi ini menimbulkan guncangan di daerah Nias Barat dengan skala intensitas II MMI atau getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
“Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,” katanya.
“Masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” pungkas Daryono. https://zorozuno.com/