Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas Logam Mulia produksi PT Aneka Tambang Tbk pada Jumat (/1/2024) di butik emas LM Graha Dipta Pulo Gadung turun Rp7.000 menjadi Rp1.121.000.
Begitu juga dengan harga buyback (harga yang digunakan ketika menjual emas kembali) berada di posisi Rp1.020.000 per gram, turun Rp6.000.
Harga emas Antam yang melemah dipengaruhi oleh emas dunia yang turun nyaris 1% pada perdagangan kemarin, Senin (8/1/2024).
Harga emas di pasar spot ditutup melemah 0,86% di posisi US$ 2027,84 per troy ons atau yang terendah dalam 13 perdagangan terakhir.
Harga emas turun tertekan oleh kenaikan imbal hasil Treasury AS karena ekspektasi penurunan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) memudar.
Imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun kembali merangkak ke 4,04%, level tertingginya sejak 12 Desember 2023 atau hampir sebulan terakhir.
Pelaku pasar kini menunggu data inflasi AS yang akan rilis pada Kamis pekan ini. Pelaku pasar memperkirakan inflasi akan menyentuh 3,2% (year on year/yoy) pada Desember 2023.
Angka tersebut merupakan peningkatan kecil dari angka inflasi umum sebesar 3,1% pada bulan November 2023, yang kemungkinan didorong oleh kenaikan biaya energi.
Namun inflasi inti, yang tidak mencakup komponen pangan dan energi, diperkirakan akan melambat menjadi 3,8% pada bulan Desember 2023, dari 4% pada bulan sebelumnya.
Inflasi inti yang melambat menjadi bukti bahwa kemajuan dalam upaya memerangi inflasi kemungkinan akan lebih lambat tahun ini karena AS semakin mendekati target The Fed sebesar 2%.
Selain inflasi yang meningkat di Desember, optimisme pelaku pasar mengenai kebijakan The Fed yang akan dovish secepatnya mulai memudar karena masih panasnya data tenaga kerja AS.
Rilis data pada Jumat menunjukkan AS menambahkan lebih banyak pekerjaan pada periode Desember 2023. Jumlah pekerjaan non-pertanian (non-farm payrolls) meningkat sebanyak 216.000 pekerjaan pada periode Desember 2023, menurut laporan Departemen Tenaga Kerja.
Perangkat CME FedWatch Tool menunjukkan pasar saat ini melihat peluang 69% penurunan suku bunga pada pertemuan kebijakan The Fed pada 19-20 Maret 2024.
Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.
Namun, suku bunga yang lebih rendah akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury melemah, sehingga dapat menurunkan opportunity cost memegang emas. Sehingga emas menjadi lebih menarik untuk dikoleksi. https://ceretemas.com/