Jakarta, CNBC Indonesia – Boeing kembali menjadi sorotan setelah salah satu jetnya Boeing 737 Max 9 yang digunakan Alaska Airlines melakukan pendaratan darurat karena penutup pintu di badan pesawat jebol, Jumat (5/1/2024).
Diketahui bagian jendela pesawat itu robek sesaat setelah jet lepas landas dari Portland, Oregon, dalam perjalanan ke Ontario, California. Alhasil pilot terpaksa berbalik dan mendarat darurat, dengan seluruh 171 penumpang serta awak.
Di Amerika Serikat, setidaknya ada 171 pesawat Boeing 737 Max 9 yang masih dalam tahap pemesanan. Menurut Cirium, sebanyak 144 di antaranya beroperasi di AS.
Efek dari skandal pesawat boeing ini berimbas terhadap penerbangan lain. Alaska Airlines sendiri telah membatalkan 163 penerbangan atau sekitar 21%. Perusahaan mengatakan gangguan perjalanan akibat larangan terbang tersebut diperkirakan akan berlangsung setidaknya hingga pertengahan minggu.
Maskapai AS lain, United juga membatalkan 230 penerbangan pada hari Minggu. Ini sekitar 8% dari jadwal keberangkatan.
Turkish Airlines, Copa Airlines dari Panama, dan Aeromexico juga telah mengatakan mereka menghentikan sementara jet yang terkena dampak. Biasanya, setiap kali pembuat pesawat memesan pemeriksaan pemeliharaan rutin, mereka mendapatkan dokumen yang disetujui terlebih dahulu oleh regulator.
Peristiwa jebolnya bagian pintu pesawat itu disebut menimbulkan berapa kengerian ke penumpang. Ini pun diakui Ketua Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) Jennifer Homendy.
Kecelakaan ini telah menampar kembali Boeing setelah sejumlah insiden beberapa waktu lalu. Ini juga membuatnya ketinggalan dibanding saingannya asal Eropa, Airbus.
Jumlah Penumpang Penerbangan di AS
Maskapai penerbangan AS mengangkut 83,1 juta penumpang layanan terjadwal di seluruh sistem (domestik dan internasional) pada Agustus 2023, menurut data Biro Statistik Transportasi (BTS). Jika disesuaikan dengan musim, kenaikan di bulan Agustus naik 1,7% dari bulan Juli dan turun 4,2% dari level tertinggi sepanjang masa yang dicapai pada bulan Januari 2020.
BTS melaporkan 71,5 juta penumpang domestik dan 11,6 juta penumpang internasional pada penerbangan maskapai AS pada bulan Agustus, tidak disesuaikan dengan musim.
Berlalunya masa Covid-19, membuat masyarakat di berbagai penjuru dunia mulai membanjiri penerbangan domestik maupun internasional untuk kebutuhan pekerjaan maupun liburan. Pesawat Boeing dan Airbus menjadi salah satu kendaraan udara favorite masyarakat di AS dan Eropa.
Boeing Company adalah perusahaan multinasional AS yang merancang, memproduksi, dan menjual pesawat terbang, helikopter, roket, satelit, peralatan telekomunikasi, dan rudal di seluruh dunia. Perusahaan juga menyediakan layanan penyewaan dan dukungan produk. Boeing adalah salah satu produsen ruang angkasa global terbesar.
Kantor Boeing Company di dekat Washington, D.C. Boeing telah mempekerjakan lebih dari 140.000 orang di seluruh Amerika Serikat dan di lebih dari 65 negara.
Boeing dibagi menjadi tiga unit bisnis yakni pesawat komersial, pertahanan, luar angkasa & keamanan, dan layanan global Boeing. Mendukung unit-unit ini adalah Boeing Capital Corporation, penyedia solusi pembiayaan global.
Boeing telah menjadi produsen utama pesawat jet komersial selama beberapa dekade. Saat ini, perusahaan memproduksi pesawat jenis 737, 747, 767, 777 dan 787 serta jajaran Boeing Business Jet.
Upaya pengembangan produk baru termasuk Boeing 787-10 Dreamliner, 737 MAX, dan 777X. Lebih dari 10.000 pesawat jet komersial buatan Boeing beroperasi di seluruh dunia, yang berarti hampir separuh armada dunia. Perusahaan ini juga menawarkan rangkaian kapal barang terlengkap, dan sekitar 90% kargo dunia diangkut dengan pesawat Boeing.
Saham Boeing Company (BA) mengalami penurunan tajam setelah tragedi hari Jumat (5/1/2024). Harga saham BA terjun 8,03% di level US$229 Senin (8/1/2023).
Secara kinerja, Boeing Company (BA) masih mencatatkan kinerja buruk pada kuartal III 2023. Pada tanggal 25 Oktober 2023, Boeing Co (BA) merilis laporan pendapatan kuartal ketiganya, tercatat pendapatan sebesar US$18,1 miliar atau sekitar Rp 280,73 triliun (US$ 1= Rp 15.510), meningkat 13% dari US$15,956 miliar (Rp 247,48 triliun) pada periode yang sama pada tahun 2022.
Meskipun ada peningkatan pendapatan, perusahaan melaporkan rugi bersih GAAP sebesar US$1,638 miliar, dibandingkan dengan rugi bersih sebesar US$3,308 miliar pada Q3 2022. Kerugian per saham adalah US$2,70, penurunan yang signifikan dari kerugian per saham sebesar US$5,49 yang dilaporkan pada kuartal yang sama tahun sebelumnya.
Dalam ikhtisar keuangan, Boeing Company (BA) melaporkan kerugian operasional berdasarkan GAAP sebesar US$808 juta, dari kerugian sebesar US$2,792 miliar yang dilaporkan pada Q3 tahun 2022.
Arus kas operasional perusahaan adalah US$22 juta, sangat kontras dengan US$3,190 miliar yang dilaporkan pada periode yang sama tahun 2022. Boeing Company (BA) juga melaporkan kerugian operasional inti (non-GAAP) sebesar US$1,089 miliar, dibandingkan dengan kerugian sebesar US$3,071 miliar pada Q3 2022.
Dalam sembilan bulan 2023 atau Januari-September 2023, pendapatan Boeing naik 20% menjadi US$ 55,78 miliar. Kerugian perusahaan berkurang menjadi US$ 2,21 miliar, dari US$ 4,39 miliar pada Januari-September 2022.
Secara kinerja segmen, pendapatan pesawat komersial meningkat menjadi US$7,9 miliar, didorong oleh peningkatan pengiriman 787. Namun, margin operasi adalah minus ( -) 8,6%, mencerminkan pengiriman 737 yang lebih rendah dan biaya yang tidak normal.
Pendapatan pertahanan, antariksa & keamanan mencapai US$5,5 miliar, dengan margin operasi -16,9% karena perkiraan biaya produksi yang lebih tinggi dan resolusi negosiasi pemasok. Global Services melaporkan pendapatan sebesar US$4,8 miliar dan margin operasi sebesar 16,3%, mencerminkan volume dan bauran komersial yang lebih tinggi.
Melihat track record Boeing Company (BA) pada tahun-tahun sebelumnya, Perseroan telah mencatatkan kerugian sejak tahun 2019 dan berlanjut hingga tahun 2022. Hal tersebut terjadi sejalan dengan penurunan pendapatan Perseroan.
Adapun Airbus SE, merupakan sebuah perusahaan kedirgantaraan multinasional Eropa. Bisnis utama perusahaan adalah desain dan pembuatan pesawat komersial. Perusahaan ini juga memiliki divisi komersial, pertahanan, luar angkasa, dan helikopter yang terpisah. Sejak 2019, Airbus adalah produsen pesawat terbesar di dunia sekaligus produsen helikopter terkemuka.
Airbus merupakan perusahaan global dengan sekitar 134.000 karyawan di seluruh dunia, Airbus memiliki operasi bisnis yang berlokasi di Eropa, Amerika, Afrika & Timur Tengah, dan Asia.
Berbeda dengan Boeing Company (BA) yang masih mencatatkan kerugian pada kuartal III 2023, Airbus justru berhasil mencatatkan laba.
Pada hari Rabu (8/11/2023) Airbus melaporkan hasil keuangan kuartal ketiga dan sembilan bulan mereka untuk periode yang berakhir 30 September 2023. Airbus telah melaporkan laba bersih kuartal ketiga sebesar €806 juta atau €1,02 per saham dengan peningkatan pendapatan secara tahunan sebesar 12% menjadi €14,9 miliar. Hingga 30 September 2023, perseroan memiliki backlog pesanan sebanyak 7.992 pesawat komersial.
Selama sembilan bulan pertama 2023, Airbus mengirimkan 488 pesawat komersial, termasuk 41 A220, 392 Keluarga A320, 20 A330, dan 36 A350. Pada tanggal 30 September 2023, perusahaan memiliki simpanan pesawat komersial sebanyak 7,992 jet, dan posisi kas bersih sebesar €8,32 miliar.
Peningkatan kinerja keuangan Airbus selama sembilan bulan pertama 2023 pun mendorong kenaikan harga saham Airbus (AIR.PA). Dalam sembilan bulan sepanjang 2023 atau Januari-September 2023, pendapatan Airbus naik 12% menjadi €42,56 miliar. Perusahaan masih mencatat keuntungan tetapi turun 9% menjadi €2,33 miliar.
Airbus Unggul Dibandingkan Boeing Dalam Pesanan dan Pengiriman Pesawat pada tahun 2022
Airbus mengkonsolidasikan kepemimpinannya dalam penerbangan sipil untuk tahun 2022. Airbus dilaporkan lebih banyak menerima pesanan dan pengiriman dibandingkan pesaingnya dari Amerika yakni Boeing, karena kedua perusahaan tersebut menghadapi tantangan rantai pasokan yang masih ada.
Dalam hal pengiriman, Airbus menyelesaikan tahun ini dengan kedatangan 661 pesawat bersama klien, jauh lebih tinggi dibandingkan Boeing 480.
Namun keunggulan Airbus dalam kontrak baru lebih tipis, dengan 820 pesanan bersih, melampaui Boeing hanya dengan 12 pesanan.
Namun, raksasa Amerika ini mencatat lonjakan pengiriman tahunan sebesar 40%, yang merupakan tahun terbaiknya sejak 2018, sebelum 737 MAX dilarang terbang secara global setelah dua kecelakaan mematikan dan penurunan perjalanan besar-besaran akibat Covid-19.
Kinerja Boeing terganggu oleh terhentinya pengiriman 787 Dreamliner selama lebih dari satu tahun, pesawat terlaris lainnya, yang baru melanjutkan pengiriman pada bulan Agustus setelah bolak-balik dengan regulator keselamatan udara AS.
Foto: AFP |
Deretan Kasus Boeing
Di Indonesia, Boeing 737 juga pernah dilarang terbang (grounded). Kementerian Perhubungan bahkan pernah melarang beroperasinya pesawat Boeing 737 Max 8 sejak 12 Maret 2019 hingga 27 Desember 2021 atau sekitar 33 bulan.
Grounded dilakukan karena pesawat jenis tersebut mengalami kecelakaan fatal pada 2018. Kecelakaan pada 29 Oktober 2018 melibatkan pesawat 737 Max 8 milik Lion Air yang terbang dari Bandara Internasional Soekarno Hatta menuju Pangkal Pinang. Pesawat jatuh di Laut Jawa dan menewaskan 189 penumpang dan awak tewas.
Hanya lima bulan berselang atau 10 Maret 2019. Pesawat 737 Max 8 Ethiopian Airlines jatuh tak lama setelah lepas landas dan menewaskan 149 penumpang dan 8 awak. Buntut dari kejadian ini, seluruh negara di dunia kemudian melarang pesawat Boeing 737 Max 8 untuk terbang.
Pada 2022, pesawat Boeing 737 juga mengalami beberapa insiden yang mengguncang. Di antarana jatuhnya pesawat Boeing 737-800 milik China Eastern Airlines yang jatuh pada 21 Maret 2022. Insiden ini menewaskan 132 orang didalamnya, termasuk 123 penumpang dan sembilan awak.
Insiden lainnya adalah saat pesawat Boeing 757-200 patah jadi dua di Bandara Aeris, Kosta Rica, April 2022. Pesawat yang dioperasikan perusahaan DHL itu, melakukan pendaratan darurat dan tergelincir di landasan sehingga membuat ekornya terpisah dari badan pesawat dan sayapnya patah.
Salah satu insiden terbesar dalam sejarah Boeing adalah hilangnya Boeing 777-200 MH370. Pesawat milik Malaysia Airlines itu hilang secara misterius pada Maret 2014 saat terbang dari Kuala Lumpur menuju Beijing. Hingga sembilan tahun berlalu, misteri ini belum bisa dipecahkan. https://gayunggoyang.com/