Jakarta, CNBC Indonesia – Perseteruan terjadi antara Presiden Uni Emirat Arab (UEA), Sheikh Mohammed Bin Zayed, dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu. Bahkan, nama Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ikut disebut-sebut dalam panasnya diskusi kedua pemimpin.
Keributan disebabkan penolakan Mohammed Bin Zayed terhadap permintaan Netanyahu agar ia membayar tunjangan pengangguran kepada warga Tepi Barat Palestina yang dilarang memasuki Israel. Pemimpin yang dikenal dengan singkatan namanya yakni MBZ itu dilaporkan mengatakan kepada pemimpin Israel untuk meminta bantuan kepada presiden Ukraina yang memiliki dana besar.
“Netanyahu mendekati pemimpin Emirat tersebut beberapa minggu yang lalu dan memintanya untuk membayar tunjangan pengangguran kepada lebih dari 100.000 penduduk Palestina di Tepi Barat yang tidak dapat melakukan perjalanan kerja di Israel sejak bulan Oktober,” tulis media Axios sebagaimana dikutip Russia Today, Selasa (9/1/2024).
MBZ pun terkejut dengan permintaan tersebut. Dengan alasan bahwa Netanyahu sendiri yang menciptakan masalah dengan melarang para pekerja ini melakukan perjalanan antara wilayah Palestina dan Israel, ia menolak untuk membayar.
“Minta uang kepada Zelensky. Pemimpin itu mendapat banyak uang dari banyak negara jadi mungkin dia bisa membantu,” jelas MBZ kepada pemimpin Israel, sesuai dengan kata-kata Axios.
“Terlepas dari kenyataan bahwa Israel memiliki hubungan diplomatik dan militer yang erat dengan UEA, gagasan bahwa negara-negara Arab akan datang untuk membangun kembali dan membayar tagihan atas apa yang terjadi saat ini hanyalah angan-angan,” timpal seorang pejabat UEA.
Keputusan Netanyahu untuk mendekati Abu Dhabi timbul di tengah kekhawatiran besar bahwa larangan perjalanan Israel dapat menimbulkan kejatuhan pada ekonomi Tepi Barat. Ini ditakutkan dapat meluas kepada konflik-konflik baru.
Tepi Barat diperintah oleh Otoritas Palestina (PA) dan bukan Hamas. Dengan begitu, Tepi Barat terhindar dari kehancuran besar-besaran yang terjadi di Gaza oleh militer Israel selama tiga bulan terakhir.
Akan tetapi, letupan konflik-konflik mulai timbul di wilayah itu. Bentrokan sporadis telah merenggut nyawa 330 warga Palestina dan beberapa lusin warga Israel di wilayah tersebut sejak bulan Oktober.
Kerusuhan juga timbul. Ini pasca Netanyahu melarang pekerja wilayah itu untuk masuk ke Israel dan membekukan pendapatan pajak yang dikumpulkan oleh PA. https://botakbrewok.com/