Jakarta, CNBC Indonesia – Emiten panas bumi milik konglomerat Prajogo Pangestu, Barito Renewables Energy (BREN) sempat menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) pada perdagangan sesi pertama Selasa (9/1/2024).
Hingga pukul 11.00 WIB, saham BREN tercatat turun 20% ke harga Rp 5.400/saham. Level tersebut terakhir kali dicatatkan oleh BREN pada bulan November lalu.
Total transaksi saham BREN mencapai Rp 416 miliar yang melibatkan 70,29 juta saham dan berpindah tangan 28.165 kali.
BREN sendiri menjadi emiten yang menekan kinerja IHSG hari ini, yang pada perdagangan intraday sesi pertama ambles nyaris 1,30%.
Sebelumnya saham BREN merupakan salah satu emiten IPO baru tahun lalu dengan kenaikan tertinggi secara persentase dan merupakan emiten dengan kenaikan valuasi paling jumbo. Tahun lalu emiten ini sempat secara singkat melawati kapitalisasi saham Bank Central Asia (BBCA) dan menjadi emiten paling berharga di bursa.
Kenaikan fantastis saham BREN juga ikut membuat harta sang pemilik naik signifikan dan menobatkan Prajogo Pengestu sebagai orang paling kaya di Indonesia.
Penurunan saham BREN diikuti oleh saham-saham lainnya dalam portofolio Prajogo, termasuk Chandra Asri Petrochemical (TPIA) dan Barito Pasific (BRPT).
Sebelumnya, saham IPO Prajogo tahun lalu dengan kenaikan (dalam persentase) tertinggi, Petrindo Jaya Kreasi (CUAN), telah disuspensi. Suspensi tersebut merupakan yang keempat kali sejak emiten batu bara itu melantai kurang dari setahun.
Pasca suspensi terakhir, otoritas bursa menyebut akan memeriksa perdagangan saham CUAN yang tahun lalu naik hingga 6.000%. https://juswortele.com/